akuratonline – Malam semakin larut, namun dagangan jagung rebus serta kacang rebus yang pangku dalam jok sepeda motor sedari siang tadi belum habis terjual.
Tidak putus asa, M. Solihin (44) tetap mencari pembeli dengan membawa dagangannya dengan sepeda motor produksi tahun 1998, sambil mengamati cuaca yang sekarang masuk musim hujan.
“Kurang lebih 8 tahun jualan jagung samo kacang rebus keliling, ” ujarnya tersenyum menutupi tubuh lelah.
Ditemui akuratonline, Pak Solih mengatakan kerap kali pulang membawa dagangannya yang masih banyak sejak musim penghujan, malahan pernah tidak berangkat saat padahal barang dagangan sudah siap, dikarenakan hujan deras serta lama reda. Tapi semua wajib disyukuri sambungnya.
“Galonyo sudah diatur Allah, yang penting tetap ikhtiar”.
Saat ditanya apakah sudah mendaftar program bantuan UMKM, malahan dia mengantar sendiri berkas yang dia punya kepada salah satu pegawai di OPD yang mengemban tugas dalam pengumpulan atau pendaftaran peserta.
“iyo sudah kemarin, aku titipkan berkasnyo, mudah-mudahan ado bantuan masuk”. Ujarnya
Besarnya suatu wilayah dalam perdagangan, biasanya pola itu diukur dari maju tidaknya bidang UMKM yang di terapkan oleh pemerintah daerah tersebut, dalam artian, saat beberapa UMKM ingin meluaskan jangkauan tetapi tidak adanya dorongan dari pemerintah sebagai pemberi kebijakan, hal itu mustahil untuk dilakukan.
Koresponden akuratonline yang sejak tadi mengobrol dengan Pak Solih mulai menggelitik tentang isu yang sedang mencuat di daerah sekarang ini, sambil mengemil kacang rebus dan jagung rebus yang sejak awal tadi dibeli, malah diberi bonus beberapa jagung rebus oleh Pak Solih.
“Kalau soal Pilkada, siapo bae yang jadi semoga amanah, ngerti apo yang dikehendak rakyat”, lanjut Pak Solih.
“Kendala kini sebenarnyo ke bahan baku dagangan, jagung samo kacang susah kalau mengandalkan suplaiyer dari Lebong, jangankan itu, pasar kito ajo masih impor sayuran dari luar daerah, contoh bae makanan bakwan yang kito makan itu kol samo wortel dari luar, letaklah tepung, kareno idak ado pabrik di daerah kito”. Sahutnya.
Saat disinggung tentang debat kandidat Pasangan Calon Bupati, Pak Solih menjawab tidak menonton, bahkan jadwalnya pun dia tidak menegetahui.
Bapak dari 2 anak ini kemudian pamit untuk menjajakan barang dagangan, menembus kabut dingin malam bumi swarang patang stumang. (AkO)