akuratonline – Cerita rakyat si Pahit Lidah yang berasal dari Sumatera Selatan. Legenda ini bercerita tentang seorang pangeran yang sakti yang menjadikan ucapan-ucapanya menjadi kenyataan, contohnya dia (Pangeran red*) mengubah beberapa orang yang tidak disukai menjadi batu yang ditenggarai sekarang menjadi peninggalan megalitik.
Relasi dan keterkaitan antara cerita rakyat Si Pahit Lidah dan Tinggalan Megalitik, dinilai masyarakat Pasemah sebagai fenomena yang sama dan saling berkaitan. Pandangan dan persepsi masyakarat yang berada di Lahat dan daerah sekitarnya, sangat menyakini bahwa megalitik yang tersebar di daerah lahat dan juga Pagar Alam merupakan wujud dari kesaktian Serunting Sakti yang dapat dengan mudahnya mengutuk setiap benda atau mahluk yang disumpahnya berubah menjadi batu. Secara ilmiah fenomena ini tentunya tidak bisa diterima begitu saja tanpa didasari hipotesa dan analisa yang jelas.
Tapi jelasnya sebuah cerita rakyat yang melegenda meninggalkan seruan nasihat untuk penerus jaman agar tetap jujur serta patuh terhadap Pencipta. mungkin untuk saat ini agar lebih hati hati dalam berucap, berjanji atau berupaya meyakinkan seseorang dengan tipu daya.
Begini ringkasan legenda Si Pahit Lidah disadur dari beberapa sumber, salah satunya dari sini
Ketika terjadi perselisihan dengan adik iparnya gara-gara cendawan emas, dia kalah dalam perkelahian. Kesombongan membuatnya lupa kalau sesungguhnya dia juga punya kelemahan.
Kelemahan tersebut hanya istrinya yang tau. Dan istrinya telah menghianatinya. Istrinya memberitahukan Kelemahannya tersebut kepada musuh duel sang pangeran, yang juga adik istrinya.
Tentu saja sang pangeran sangat kecewa dengan istrinya. Bisa dibayangkan betapa sakitnya hati dikhianati istri sendiri. Dia kemudian pergi ke gunung siguntang. Dia bertapa. Ringkasnya dia kemudian mendapatkan kesaktian yang terletak di lidah. Apapun yang dia ucapkan akan jadi nyata. Orang-orang kemudian menjulukinya si Pahit Lidah.
Sang Pangeran yang mempunyai julukan si Pahit lidah hanya tinggal legenda. Tapi sekarang si Pahit Lidah yang lain masih banyak. Ada di sekitar kita. Hati-hatilah dengan mereka. Sebab apa yang mereka ucapkan bisa menjadi doa, dan doa mereka dikabulkan.
Bisa jadi mereka yang mendapat julukan si Pahit Lidah antara lain, para kyai, orang tua yang sudah jompo yang ditelantarkan, suami yang dikhianati, istri yang dikhianati, orang-orang miskin dan orang-orang yang teraniya lainnya. (red)