
Waduh, Masker Scuba dan Buff Mulai Dilarang
akuratonline – Menurut penelitian, masker kain memang tidak se-efektif masker N95 maupun masker bedah dalam menangkal Virus Corona hanya mampu menangkal virus sebanyak 70%, jadi harus segera dicuci setelah dipakai dalam waktu 4 jam dengan sabun dan air ataupun air hangat lebih baik.
Dibandingkan masker kain, masker bedah dan masker respirator N95 jauh lebih efektif dalam menyaring debu, bakteri, dan partikel yang ukurannya sangat kecil seperti Virus Corona. Kedua jenis masker ini juga dapat mencegah tembusnya percikan dahak atau air liur, karena memiliki lapisan anti air.
Ada tiga tahapan pengujian kinerja utama masker yakni:
- Uji filtrasi bakteri (bactrial fitritation efficiency)
- Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
- Uji permebilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker)
Dilihat dari keefektifannya dalam penggunaannya seperti berikut ini :
- Masker N95 Masker ini memiliki efektivitas 95 hingga 100 %.
- Masker bedah Masker ini memiliki efektivitas 80 hingga 95 %.
- Masker FFP1 Masker jenis ini memiliki efektivitas 80 hingga 95 %.
- Masker bahan 3 lapis Masker ini memiliki efektivitas 50 hingga 70 %.
- Masker scuba/buff Jenis masker ini memiliki efektivitas 0 hingga 5 %
Pada 15 September 2020, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menanggapi larangan penggunaan masker scuba dan buff di dalam commuterline.

Dikutip dari kompas, Wiku mengatakan, masker scuba dan buff kurang efektif menangkal virus corona. ” Masker scuba atau buff adalah masker dengan satu lapisan saja dan terlalu tipis sehingga kemungkinan untuk tembus lebih besar,” ujar Wiku,
Wiku menyebutkan, masker scuba biasanya mudah ditarik ke leher sehingga penggunaannya menjadi tak efektif sebagai pencegahan.
Melansir Healthline, 14 Sptember 2020, buff juga disebut tak memberikan perlindungan yang efektif terhadap penyebaran virus corona. Studi dari Duke University di Carolina Utara, Amerika Serikat, para peneliti menyimpulkan bahwa buff tak efektif memblokir droplet atau tetesan pernapasan yang keluar dari mulut, di mana menjadi salah satu jalur masuk penularan virus corona Covid-19. Sehingga, saat orang berbicara dan droplet keluar dari mulut, risiko penularan penyakit tetap tinggi. Bahkan, disebutkan bahwa orang menggunakan buff jauh lebih buruk dibandingkan orang yang tak memakai masker sama sekali.

Menurut para peneliti, buff justru membuat droplet semakin berkembang biak di udara. “Mungkin banyak orang berpikir, menggunakan masker jenis apa saja lebih baik dibandingkan tidak memakainya sama sekali. Akan tetapi, hal itu salah,” jelas pemimpin studi Duke University, Martin Fischer. “Kami mengamati bahwa jumlah droplet meningkat saat orang memakai buff. Kami yakin, bahan yang digunakan pada buff dapat memecah droplet menjadi partikel berukuran lebih kecil. Hal ini membuat pengguna buff menjadi kontraproduktif, karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar,” lanjut dia.
Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama. Direktur Divisi Alergi dan Imunologi di Rumah Sakit Anak Nationwide di Ohio, Mitchell H Grayson mengungkapkan, penggunaan sehari-hari masker kain dengan beberapa lapisan dapat berfungsi sama baiknya dengan masker bedah. (red)