
Kasus Covid-19 di Kabupaten Lebong Terus Melonjak
Akuratonline, LEBONG – Perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Lebong nampaknya sudah mulai tak terbendung lagi, dimana dalam kurun 26 hari terakhir telah terjadi penambahan sebanyak 213 kasus baru, tentunya hal ini menandakan Kabupaten Lebong saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Sepertinya upaya Pemkab Lebong melakukan penyekatan di dua pintu masuk Kabupaten Lebong juga belum membuahkan hasil maksimal dalam pengendalian penyebaran Covid-19 di Kabupaten Lebong mengingat penambahan kasus terus terjadi.
Seperti dilansir dari Gobengkulu.com bahwa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong baru-baru ini telah melakukan pengadaan alat swab sebanyak 10 ribu pcs, untuk digunakan para petugas medis di 2 posko penyekatan pintu masuk Kabupaten Lebong yang dimulai sejak tanggal 21 Juli lalu. Baru berjalan 2 pekan penyekatan, tepatnya pada tanggal 6 Agustus lalu alat swab sebanyak 10 ribu pcs tersebut dikabarkan habis. Lalu Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong kembali melakukan pengadaan alat swab sebanyak 1 ribu pcs lagi untuk memenuhi kebutuhan 2 posko tersebut hingga tanggal 19 Agustus atau genap 1 bulan didirikan posko penyekatan.
Ironisnya, pasca penyekatan di 2 pintu masuk yang menghabiskan anggaran luar biasa itu kasus Covid-19 di Kabupaten Lebong malah terjadi lonjakan yang luar biasa. Data terhimpun, terhitung sejak tanggal 20 Juli hingga 17 Agustus kasus Covid-19 di Kabupaten Lebong terdapat penambahan sebanyak 213.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong, Rahman, SKM, mengatakan, lonjakan kasus ini terjadi lantaran terjadinya kontak erat yang di dalam (Kabupaten, red), bisa dari kerumunan kematian, pernikahan dan lainnya. Dia menilai, kesadaran warga Lebong akan bahaya Covid-19 masih sangat rendah. Malah dia mengaku petugasnya di salah satu faskes (Fasilitas Kesehatan) pernah didatangi warga lantaran petugas mengimbau untuk mematuhi prokes, sementara warga tersebut tidak terima.
“Iya benar terjadi lonjakan, karena kesadaran masyarakat kita masih sangat kurang, masih banyak yang tidak patuh dengan prokes,” ungkapnya.
Selebihnya dia berpendapat perlu dilakukan penguatan PPKM di tingkat desa, satgas desa harus dimaksimalkan. Jika hanya mengandalkan tim Satgas Kabupaten dia pesimis akan berhasil, karena yang paling rentan adalah di tingkat desa karena bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Penguatan PPKM di tingkat desa sangat perlu dilakukan, karena yang paling rentan adalah kerumunan di tengah masyarakat, percuma kita sekat di 2 pintu masuk tapi masyarakat kita masih tidak patuh prokes,” tandasnya.