
Penderitaan Pedagang, Dibalik Proyek PTM Muara Aman
akuratonline – Memasuki tahun keempat jalannya Proyek Pembangunan Pasar Tradisional Modern (PTM) Muara Aman, Kabupaten Lebong.
Bangunan Megah, menjulang tinggi di tengah pusat kota Kabupaten Lebong itu, telah menghabiskan puluhan milyar uang negara.
Dimana tahun ke tahun anggaran terus dikucurkan untuk pembangunan pasar tersebut, namun tetap saja tak kunjung rampung pembangunannya.
Bahkan menariknya lagi, meski belum selesai dibangun, pasar tersebut sudah diresmikan oleh Rosjonsyah selaku Bupati Lebong saat itu.
Dengan kondisi pembangunan yang tak kunjung selesai ini, nampaknya Para pedagang Eks Pasar Los Muara Aman yang sudah direlokasi, dituntut untuk tetap terus bersabar dengan keadaan yang ada.
Mengingat tahun ini hanya empat Milyar anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan pasar tersebut, dimana dengan anggaran yang demikian belum mampu untuk menyelesaikan pembangunan daripada pasar tersebut.
“Tahun ini hanya ada penambahan empat milyar untuk lanjutan pembangunan PTM Muara Aman, tentunya dengan anggaran yang demikian hanya mampu untuk menyelesaikan pekerjaan di lantai dua saja,” ungkap Joni Prawinata selaku PLT Kepala Dinas PUPR-HUB Kabupaten Lebong beberapa waktu lalu.
Dengan demikian, artinya pembangunan PTM Muara Aman tidak akan selesai dalam waktu dekat ini, mengingat minimnya anggaran yang dikucurkan. Dan tentunya hal ini akan memperpanjang derita para pedagang Eks Pasar Los Muara Aman.
Seperti yang diutarakan oleh Y (40) satu diantara para pedagang Eks Pasar Los Muara Aman yang direlokasi akibat pembangunan PTM Muara Aman.
Dimana semenjak direlokasi dari Pasar Los aktivitas perdagangannya kian terpuruk, permasalahan mulai dari sepi pembeli, hingga pemberhentian para karyawannya.
“Pembeli sepi, dagangan saya saja sudah beberapa hari belum ada penglaris. Dulu kami yang jualan disini punya karyawan semua, toko saya dulu mampu memperkerjakan dua orang, tapi semenjak pindah kesini karyawan yang ada terpaksa diberhentikan, karena sudah tak sanggup lagi membayar gaji mereka,” ungkap Y. Selasa (23/03/21).
Tak hanya permasalahan sepinya pembeli, kondisi kios yang menjadi tempat berdagang juga menjadi keluhan, dimana dagangan yang ada kerap dimakan tikus.
“Selain sepi pembeli, dagangan kami disini juga kerap rusak dimakan tikus,” keluhnya
Y juga mengungkapkan dengan keadaan yang demikian dirinya harus tetap bertahan demi menyambung hidup, serta ada cicilan Bank yang harus dibayar.
“karena dari sinilah kami menyambung hidup. Belum lagi kebanyakan pedagang disini meminjam Bank tentunya harus dibayar,” tambahnya
Tak berhenti disitu ternyata, Y juga membeberkan sejumlah pedagang terpaksa Gulung Tikar (Bangkrut, Red).
“Pedagang disini juga sudah banyak yang bangkrut, sehingga terpaksa menutup tokonya,” bebernya
Kepada Pemerintah Kabupaten Lebong, Y mewakili pedagang yang lain berharap agar pemerintah lebih serius dalam percepatan pelaksanaan pembangunan PTM tersebut.
“Harapan kita Pemerintah dapat mempercepat perampungan pembangunan PTM ini, karena nasib kami pedagang yang direlokasi ini, kian memburuk,” pungkasnya. (AkO)