Sinovac Biotech Ltd Akan Menyuplai Bulk Vaksin Hingga 40 Juta Dosis

Advertisements

akuratonline.com – Badan Kesehatan Dunia ( WHO) pada Selasa (18/8/2020) menyampaikan pesan mendesak kepada setiap negara untuk segera bergabung dengan program global vaksin Covid-19. Selain itu, WHO juga menjelaskan siapa yang akan mendapatkan suntikan virus corona terlebih dahulu. Melansir AFP pada Selasa (18/8/2020),

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tanpa memvaksinasi populasi berisiko tertinggi di planet ini secara bersamaan, mustahil untuk membangun kembali ekonomi global. Ghebreyesus mengatakan bahwa 20 persen populasi setiap negara yang paling terpapar, termasuk pekerja kesehatan garis depan, orang dewasa di atas 65 dan mereka yang memiliki kondisi yang sudah terinfeksi sebelumnya, akan menjadi sasaran vaksinasi gelombang I.

Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Vaksin terdiri dari banyak jenis dan kandungan, masing-masing vaksin tersebut dapat memberikan Anda perlindungan terhadap berbagai penyakit yang berbahaya.

Sinovac Biotech Ltd.,berkomitmen menyuplai bulk vaksin hingga 40 juta dosis mulai November 2020 – Maret 2021 ke PT Bio Farma (Persero) dan memberikan prioritas setelahnya.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sela kunjungannya ke China, Kamis (20/8/2020) untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan tiga produsen vaksin Covid-19.

Dilansir dari bisnis.com, dalam kunjungan tersebut, Menlu Retno yang didampingi oleh Menteri BUMN Erick Thohir menyaksikan penanda tanganan MoU antara Sinovac dan Bio Farma.

MoU tersebut menyepakati dua hal, yakni pertama, menyepakati prelimanary agreement of purchase and supply of bulk product of Covid-19 vaccine terkait dengan komitmen menyediakan bulk vaksin hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 – Maret 2021 kepada Bio Farma.

“Kedua, MoU untuk komitmen kapasitas bulk vaccine 2021. Sinovac akan memberi prioritas untuk suplai bulk vaccine setelah Maret 2021 hingga akhir 2021. Ini adalah kerja sama cukup panjang antara Bio Farma dan Sinovac,” kata Retno dalam press conference secara virtual Kamis malam.

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa kerja sama ini tidak berarti Bio Farma sekedar membeli vaksin, tetapi juga dilakukan transfer teknologi.

“Ini kerja sama yang win-win. Bahwa Bio Farma bukan tukang jahit, tetapi kesepakatan Bio Farma dengan Sinovac ada yang namanya transfer knowledge dan transfer teknologi,” ungkap Erick.

Hal yang sama juga ditekankan dalam kunjungan dengan Vice President Sinopharm dan Vice President Cansino. Keduanya juga tengah mengembangkan vaksin Covid-19.

Sinopharm dan Group 42 (G42) asal Uni Emirat Arab (UEA) telah melakukan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19. Sementara CanSino baru saja mendapat izin paten kandidat vaksin Covid-19 Ad5-nCOV pada 11 Agustus 2020. (AKO)

__Terbit pada
21 Agustus 2020
__Kategori
Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *